Dosen UB “Peduli Stunting pada BBLR sejak dini”

Angka kejadian stunting di Kabupaten Malang, Jawa Timur, saat ini tembus 11,4 persen. Bupati Malang menegaskan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang menargetkan angka stunting segera turun. Anak dengan riwayat kelahiran BBLR (Berat Badan Lahir rendah mepunyai risiko 6,16 kali lebih besar untuk mengalami stunting dibandingkan dengan anak riwayat kelahiran normal. Oleh karenanya diperlukan upaya pendampingan dan pemberdayaan keluarga yang mempunyai bayi BBLR untuk mencegah resiko terjadinya Stunting.

Sejumlah dosen dari Departemen Keperawatan FIKES UB dibawah koordinasi Dr. Yulian Wiji Utami, SKp.,MKes, sejak tahun 2017 hingga saat ini aktif mengabdikan diri sebagai relawan memberikan peminjaman Inkubator Gratis dan pendampingan serta edukasi kepada keluarga yang mempunyai bayi BBLR di Wilayah Malang Raya. Sasaran strategis pada kegiatan ini adalah keluarga dengan bayi BBLR di wilayah Malang Raya, diprioritaskan kepada keluarga prasejahtera. Pendampingan dan edukasi kami berikan secara langsung pada saat kunjungan rumah dan secara tidak langsung dengan booklet dan modul tentang “Pedoman Perawatan Bayi Prematur di Rumah”

Sampai dengan saat ini lebih dari 100 keluarga telah terbantu dengan adanya kegiatan pengabdian ini. Kegiatan monitoring tumbuh kembang anak dengan Riwayat BBLR juga kami lakukan dengan melibatkan mahasiswa sebagai upaya screening kejadian Stunting. Kegiatan ini terlaksana bekerja sama dengan Yayasan Bayi Prematur Indonesia yang mempunyai program kegiatan “Inkubator Gratis untuk Nusantara”