PostureCare: Solusi Inovatif Terapi Holistik Kifosis Postural Anak Berbasis IoT dan Chronic Care Model, Satu-satunya PKM-KI Universitas Brawijaya yang Lolos Didanai Kemendikbudristek

Universitas Brawijaya, Juni 2024 – Dalam menghadapi transisi endemi COVID-19, masyarakat kini dihadapkan pada permasalahan kesehatan baru, terutama kelainan tulang belakang pada anak-anak. Penelitian terbaru dari Universitas Brawijaya memperkenalkan “PostureCare,” alat inovatif yang menggunakan teknologi Internet of Things (IoT) untuk terapi kifosis postural pada anak-anak.


Tim peneliti yang terdiri dari Mochamad Saiful Anwar (Ilmu Keperawatan), Farid Hardiansyah, Refaldi Ananta Afif, Stephania Angelica, dan Irfan Aditya (Teknik Elektro) telah merancang alat ini dengan bimbingan dari Ir. Nurussa’adah M.T. dari Teknik Elektro. Penelitian ini didanai oleh Kemendibudristek dan Universitas Brawijaya selama empat bulan sejak April 2024.

Pandemi COVID-19 mengakibatkan perubahan perilaku, di mana anak-anak lebih banyak duduk dan kurang berolahraga, sehingga meningkatkan risiko kelainan tulang belakang seperti skoliosis, lordosis, dan kifosis. WHO mencatat ada 250.000 hingga 500.000 kasus gangguan tulang belakang setiap tahunnya.

“PostureCare hadir sebagai solusi untuk memantau dan mengoreksi postur tulang belakang anak-anak usia 7-11 tahun yang mengalami kifosis. Alat ini menggunakan sensor gyroscope MPU6050 yang ditempatkan di beberapa titik pada tubuh. Tiga sensor berfungsi mendeteksi kesalahan posisi tulang belakang, sementara satu sensor memonitor perubahan sudut tulang belakang harian pasca terapi”, tutur Farid selaku Ketua TIM PKM-KI.

Dijelaskannya, Mikrokontroler ESP32 memproses data sensor untuk menentukan output berupa modul getar, lampu LED, dan heater. Alat ini akan memberi peringatan melalui getaran dan cahaya jika terdeteksi posisi tulang belakang yang salah. Selain itu, dua polymade heater akan mengurangi nyeri dengan meningkatkan sirkulasi darah di daerah yang terkena, melalui proses thermotherapy. Data dari perangkat ini akan disajikan dalam grafik harian melalui aplikasi yang terhubung dengan WhatsApp bot. Ini memungkinkan orang tua dan terapis untuk melacak kemajuan terapi secara langsung.

“Kami menerapkan Pendekatan Chronic Care Model dengan fokus pada kesejahteraan pasien dan keluarga. Salah satu fitur utamanya adalah pemberian kalimat motivasi yang berbeda setiap hari melalui WhatsApp bot dan aplikasi. Ini membantu dalam mendeteksi masalah secara dini, melibatkan keluarga secara langsung, dan mengatasi gangguan tulang belakang” tambah Isal, salah satu anggota tim dari Ilmu Keperawatan ketika proses pendampingan pasien di Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.

 

Dalam eksekusinya, pasien diberikan panduan dan buku harian “My Bone” untuk memantau aktivitas, perasaan, penggunaan brace, dan pola makan anak. Keluarga juga terlibat dengan memberikan stiker Bintang jika anak berhasil memenuhi misi harian. Setiap 3 hari, tim akan berkunjung ke rumah dan memberikan terapi bermain sekaligus penghargaan dalam bentuk Bintang yang lebih besar. Keluarga juga mendapatkan edukasi, konsultasi, dan dukungan emosional melalui berbagai modul dan aplikasi.

“Saat ini kami sedang proses mengajukan HAKI sebanyak lima (5) berupa tiga buah modul untuk keluarga, pasien, serta tenaga kesehatan, satu manual book, dan dua program komputer berupa WhatsApp Bot Care serta Aplikasi. Semoga PATEN yang kami ajukan sebanyak 3 Draft juga disetujui dalam waktu dekat ini” tambah Isal menyambung penjelasan.

Pengembangan “Posturecare” ini telah direkomendasikan dan dikonsultasikan oleh para ahli sebanyak 12 Praktisi, termasuk Dr. Muhammad Rezaalka Helto, Sp.BS (Dokter Spesialis Bedah Syaraf), Dr. Rifky Mubarak, SpKFR (Dokter Spesialis Rehabilitasi Medis), Dr. Mukharradhi Nanza, M.Ked(Surg), Sp.OT (Spesialis Orthopedi Anak), Ns. Endah Panca Lydia Fatma, S.Kep., M.Kep, Sp.Kep.MB (Spesialis Keperawatan Medikal Bedah), Ns. Rustiana Tasya Ariningpraja, S.Kep, M.Biomed, Sp.Kep.MB (Spesialis Keperawatan Medikal Bedah), Alfrina Hany, S.Kp, M.Ng (Acute Care) (Spesialis Keperawatan Medikal Bedah, Acute Care), Ns. Elvira Sari Dewi, S.Kep, M.Biomed (Bidang Biomedik, Thermotherapy), Dr. Ns. Heni Dwi Windarwati, S.Kep, M.Kep, Sp.Kep.J dan Ners Renny Nova, S.Kep., M.Kep., Sp. Kep.J (Spesialis Keperawatan Jiwa), Dr. Ns. Rinik Eko Kapti, S.Kep, M.Kep (Spesialis Keperawatan Anak dan Keperawatan Kronis), serta Inggita Kusumastuty, S.Gz, M.Biomed (Ahli Gizi).Dukungan dari para ahli ini memperkuat kredibilitas dan efektivitas alat ini.

“Dengan PostureCare, diharapkan anak-anak baik dengan kifosis maupun tidak dapat memperoleh tindakan pencegahan sekaligus penanganan yang optimal dan meminimalkan risiko komplikasi di masa depan. Inovasi ini menjadi jawaban terhadap tantangan kesehatan yang muncul akibat perubahan gaya hidup selama pandemi, membawa terobosan dalam terapi dan pemantauan kelainan tulang belakang khususnya pada Kifosis” Tutup Farid dalam sesi kunjungan di Desa Sumbersekar.